Halo teman2, kalian suka nonton film kan?, kalian suka film yang bagaimana?, kalo aku suka hampir semua genre film, kali ini saya akan mereview film "Ave Maryam", sebenernya film ini sudah dibuat sejak lama, namun baru tayang di indonesia tahun 2019 ini, film ini dibintangi oleh Maudy Koesnaedi, Joko Anwar, Tutie Kirana, Chicco Jerikho, Olga Lydia dan masih banyak yang lain, sebenarnya ini review film saya yang pertama, dan ini adalah bagian dari tugas kuliah. jadi saya minta maaf kalo ada yang tidak sesuai, yuk kita lanjut membahas filmnya
Identitas Film;
Judul : Ave Maryam
Sutradara : Ertanto Robby Soediskam
Produser : Ertanto Robby Soediskam,
Tia Hasibuan
Penulis Naskah : Ertanto Robby Soediskam
Pemain : Maudy Koesnaedi, Chicco
Jerikho, Tutie Kirana
Genre : Drama
Studio : Summerland
Sinopsis Film
Suster
Maryam (Maudy Koesnaedi), biarawati yang bertugas mengurusi para suster-suster
sepuh. Suatu malam oleh Romo Martin (Joko Anwar) ia diperkenalkan pada suster
Monic (Tutie Kirana) sebagai penghuni baru susteran. Suster Monic ditemani oleh
Romo Yosef (Chicco Jerikho). Suster Mila (Olga Lydia) sebagai penanggung jawab
susteran menyambut gembira, apalagi Romo Martin menjanjikan bahwa Romo Yosef
akan mengajari bermain orkestra. Keahlian Romo Yosef dalam bermain musik
membuat Suster Maryam jatuh hati. Suster Monic sebagai suster yang sudah berpengalaman
mencoba menasehati Romo Yosef, namun hasrat terus tumbuh. Keduanya menjalin
hubungan diam-diam. Suster Maryam menghadapi dua pilihan: bertahan pada kaulnya
atau memilih Yosef.
Kelebihan Film
Kelebihan
di film ini adalah cerita yang sangat bagus, dan permainan ekspresi, gesture
juga sangat baik,
Kekurangan Film
Di
film ini memiliki kekurangan di segi sinematografinya, karena sering terjadinya
miss focus pada kamera, kamera yang terlalu goyang sehingga membuat penonton
pusing, dan banyak scene film yang ternyata dipotong, scene yang di potong
setelah tayang di Indonesia ada sekitar 13 menit.
Nilai-nilai yang ada
dalam film
Adanya
pesan toleransi pada film ini, toleransi agama ditunjukkan dalam film ini
melalui berbagai adegan sederhana mulai dari kehadiran sosok anak kecil
berjilbab yang rutin mengantar susu ke asrama biarawati dan gereja. Hingga
keragaman agama yang divisualisasikan melalui adegan saat Maryam dengan memakai
seragam suster melewati sebuah mesjid.
Saran
Saran
saya untuk film ini adalah coba tingkatkan filmnya dengan sinematografinya,
karena penonton akan lebih suka jika pengambilan gambarnya lebih baik, dan
adanya pemotongan scene dalam film ini juga membuat film ini terasa mengambang,
alangkah baiknya jika scene penting dalam film ini tidak di potong.
Daftar
Pustaka
(diakses pada tanggal
21 April 2019 Pukul 10.24 AM)
No comments:
Post a Comment